Nonton Cooking Master Boy Episode 27
Shilou mengalami kesulitan dalam memilih mangkuk, karena dia tahu bahwa semua nyawa bergantung pada penilaiannya. Mao kemudian mengatakan kepada Shilou untuk tidak mencoba memilih mangkuknya, pilih saja yang rasanya lebih enak dan itu akan menjadi miliknya. Shilou akhirnya mulai mencicipi kedua hidangan tersebut. Koki Bertopeng sudah merasa puas dengan kemenangannya, karena dia yakin dia akan menang karena akumulasi rasa dari hidangan lautnya. Shilou akhirnya memutuskan: dia mengatakan bahwa dia tidak tahu mana yang merupakan mangkuk Mao, tapi dia akan memilih mangkuk yang menurutnya paling enak. Itu adalah mangkuk hitam!
Koki Bertopeng sangat marah. Dia tidak percaya bahwa dengan semua alkali itu, hidangannya terasa sangat enak. Mao hendak meminum obat penawarnya, ketika Koki Bertopeng menuduh Mao memberi tanda pada Shilou dan meminta penjelasan. Shilou menjelaskan bahwa hidangan laut lainnya mengalahkan rasa lobster, tetapi hidangan Mao memiliki semua bahan yang mengalir bersama untuk menonjolkan rasa lobster. Koki Bertopeng masih belum yakin, dia bertanya tentang alkali. Mao kemudian memberikan rahasianya… sebuah mangkuk kertas. Mangkuk kertas itu terbuat dari kertas yang ia sobek dari buku masak. Dia menunjukkan kepada koki bertopeng itu bagaimana dia menggunakannya. Mao merebus bahan-bahan di dalam mangkuk kertas, kemudian alkali mulai muncul, tapi mangkuk kertas terus menyerap alkali, sehingga masakannya sangat jernih. Koki bertopeng mengaku kalah dan memberikan obat penawarnya, lalu Mao dan Shilou mulai memberikannya pada Chouyu, Mei Li dan yang lainnya.
Semua orang terbangun, begitu juga dengan Chouyu dan Mei Li. Kemudian Chouyu memberikan pukulan kepada Koki Bertopeng. Koki Bertopeng akhirnya mengakui bahwa ia tidak dapat menyelesaikan balas dendamnya karena Mao, tetapi ia tidak akan pernah melupakan Chouyu yang telah mencuri Meika. Mao mulai menuduh Koki Bertopeng meracuni Chouyu, ketika Chouyu menghentikan Mao. Dia mulai menjelaskan.
Enam belas tahun yang lalu, Meika dan Chouyu telah berjanji pada diri mereka masing-masing. Awalnya, si Koki Bertopeng tidak percaya. Dia akhirnya menyadari bahwa Chouyu mengatakan yang sebenarnya. Namun, ayah Meika ingin menguji Chouyu apakah dia bisa menjaganya, jadi pertandingan telah diatur, dan Koki Bertopeng mengikuti kontes tersebut. Meika sangat ingin bersama Chouyu, sehingga dialah yang menusukkan jarum penyengat ke lobster milik Koki Bertopeng untuk memastikan kemenangan Chouyu. Si Koki Bertopeng tidak percaya, Meika tidak mungkin melakukan hal itu padanya. Dia juga mengatakan kepada Chouyu jika itu benar, mengapa dia tidak memberitahunya. Chouyu beralasan bahwa perasaan Chef Bertopeng kepada Meika adalah tulus dan dia tidak ingin Meika hancur di matanya. Chouyu merasa bahwa dia harus menanggung semua kemarahannya. Chouyu juga mengatakan kepada Koki Bertopeng bahwa saat Meika sekarat, dia membuatnya berjanji bahwa ketika mereka bertemu, dia meminta maaf. Koki Bertopeng akhirnya menyadari semuanya dan mengatakan bahwa dia hanya bersaing dengan dirinya sendiri. Dia mengungkapkan dirinya sendiri, dan wajahnya penuh dengan bekas luka. Dia bercerita tentang masyarakat memasak bawah tanah, dan bagaimana masyarakat itu kejam. Dia mulai terjatuh, karena dia meminum racun.
Chouyu menghampiri Lien (koki bertopeng) dan bertanya mengapa dia meminum racun tersebut. Lien menjawab bahwa itu adalah takdir seseorang yang menjual jiwanya ke dunia bawah tanah. Kemudian asap memenuhi udara, dan api menyembur dari tangga. Lien mendorong Chouyu dan masuk ke dalam kobaran api. Dia akhirnya menanyakan satu pertanyaan terakhir kepada Chouyu: Apakah Meika menjalani kehidupan yang bahagia. Chouyu menjawab ya. Dan ini tampaknya sudah cukup bagi Lien karena dia dilalap api. Mao meneriakkan nama Lien.
Mereka berada di luar, saat itu sedang hujan dan Chouyu bersumpah kepada Lien bahwa dia akan menjadikan Mao sebagai juru masak nomor satu di Tiongkok. Mao bersumpah bahwa dia tidak akan dikalahkan oleh siapa pun dari dunia bawah. Kemudian, orang tua yang menyajikan makanan sebelumnya memutuskan untuk melaporkan apa yang telah terjadi pada dunia bawah tanah.
Keesokan harinya, Mei Li, Mao dan Shilou mengunjungi makam ibunya dan berpikir bahwa dia tidak tahu bahwa hal semacam ini terjadi di antara kedua orangtuanya, bahwa ayahnya memiliki …
